WILNIEZ...The True Wedding Organizer in Tegal
Tuesday, May 06, 2008
Perawatan Saluran Akar (PSA) Bag I
Awalnya, gara-gara tambalan gigi gw lepas...
gw tambal di klinik kantor BPK-Pusat. dilayani oleh Dokter gigi yang pake jilbab...lupa namanya....gw pikir lumayan gratis....
selang beberapa minggu...ko giginya sering ngilu...and kadang-kadang mati rasa...
waduh....jangan2 infeksi nih....mesti bongkar tambalan dung....
Tyt bukan cuma gw,..si butet juga kena kasus yang sama...sampai akhirnya dibongkar diladogi...
gw bongkar di klinik di depok...........ternyata masih ada gasnya....
Dari sinilah gw tau ada yang namanya perawatan saluran akar (PSA)
Sakit Gigi Tak Harus Dicabut
"Sejak kemarin gigi saya bengkak, Dok! Sakitnya bukan main, padahal sudah minum antibiotik. Kalau bisa, dicabut saja supaya nanti tidak sakit lagi." ujar seorang pasien dengan muka pucat dan pipi berkoyo.
Kasus seperti ini sering dihadapi dokter gigi. Pasien biasanya terlebih dahulu berusaha mengatasi sendiri dengan minum obat, misalnya. Setelah tidak berhasil, ia datang ke dokter gigi dan meminta giginya segera dicabut.
"Saya minta dicabut saja, Dok! Dulu gigi yang lain pernah dirawat saraf sampai lebih dari sepuluh kali, toh akhirnya dicabut juga. Mahal ongkosnya, Dok!" begitu sambungnya.
Meminta dokter gigi untuk segera mencabut gigi seperti dilakukan pasien itu memang jamak terjadi. Padahal apa yang dilakukannya itu belum tentu benar.
Seorang dokter gigi bagaimana pun berupaya untuk mempertahankan gigi pasiennya. Mengapa? Apabila gigi dicabut dan tidak diganti, lama kelamaan gigi lawannya akan memanjang, gigi tetangganya akan miring ke arah bekas gigi yang dicabut. Makanan akan terselip di antara gigi, membusuk, lalu timbul lubang baru. Bila pemiliknya tetap tidak peduli, akan terjadi pencabutan berantai.
Kehilangan gigi juga akan mengganggu keseimbangan pengunyahan, misalnya terpaksa mengunyah pada satu sisi-yang akan berdampak pada kerusakan sendi rahang. Bila dibiarkan, lama kelamaan dapat terjadi 'bengong' terpaksa, yaitu rahang tidak bisa ditutup setelah membuka lebar karena menguap, misalnya.
Karena itulah dokter akan mencari terlebih dahulu persoalan timbulnya rasa sakit di gigi. Pada kasus pasien di atas, setelah diperiksa ternyata saraf gigi geraham pasien telah mati, dengan nanah dalam tulang rahangnya.
Si dokter pun menawarkan, "Oke, begini saja. Sekarang saya coba untuk mengatasi rasa sakitnya dulu, kemudian kalau memang ingin dicabut juga, silakan ke dokter gigi lain." Setelah absesnya dikeluarkan, ternyata secara ajaib sakitnya seketika langsung hilang. Niat mencabut pun urung.
Abses pada tulang rahang di ujung akar gigi yang mati memang dapat menimbulkan rasa sakit hebat. Rasa sakit timbul akibat tekanan abses yang tinggi mempengaruhi saraf. Dalam keadaan seperti ini pemberian antibiotik saja tidak akan menolong selama abses masih ada. Terkadang pada kasus seperti ini, bila tidak disertai demam, pemberian antibiotik tidak diperlukan.
Kalau absesnya dapat keluar secara sponta, misalnya melalui lubang gigi atau tembus ke gigi melalui semacam bisul yang disebut fistel, absesnya menjadi kronis. Ini biasanya tidak sakit. Fistel ini kadang hilang-timbul, sesuai dengan daya tahan tubuh penderita, yang berarti penyakitnya masih ada. Bahkan mungkin kumannya dapat menginfeksi organ lain melalui darah.
Gigi yang mengalami abses masih dapat dipertahankan dengan perawatan saluran akar (perawatan endodentik). Di tangan ahli, perawatan saluran akar bisa diselesaikan dalam dua atau tiga kali kunjungan. Bahkan pada kasus tertentu dapat sekali saja dan tidak menyakitkan seperti anggapan orang.
Pemberian obat gigi juga tidak perlu berganti-ganti karena dengan satu macam obat saja sudah dapat memberikan hasil yang baik. Perinsip perawatannya adalah menghilangkan sumber infeksi, membentuk dan mensterilkan saluran akar, kemudian diisi rapat dengan bahan khusus supaya tidak ada ruang kosong dan mencegah kuman masuk ke dalam tulang rahang.
Oleh : drg. Bambang Nursasongko, Sp.KG di Jakarta
Sumber : kompas.com
Labels: GIGI
Posted by WILNIEZ ::
6:46 AM ::
7 Comments:

Post / Read Comments
---------------oOo---------------
Mulailah Mencegah Kerusakan Gigi
Mulailah Mencegah Kerusakan Gigi
Mencegah kerusakan gigi lebih penting daripada terpaksa berobat ke dokter gigi karena gigi rusak atau berlubang. Sebab sakit gigi dapat pula menimbulkan penyakit lainnya seperti jantung dan ginjal.
Gigi berlubang membuat seseorang menderita. Tidak bisa makan, tidak bisa tidur, dan praktis tidak bisa bekerja. Boleh jadi bagi yang tidak kuat menahan sakit misalnya pada anak-anak, kesakitan itu menimbulkan tangis. Gigi berlubang juga bisa menimbulkan kerusakan pada organ lain seperti jantung dan ginjal. Hal semacam ini dikenal dengan infeksi fokal (infeksi yang berasal dari satu sarang penyakit).
Sayangnya, perhatian terhadap kesehatan gigi masih kurang. Tidak jarang perusahaan menanggung biaya berbagai penyakit yang diderita karyawannya, tetapi tidak untuk sakit gigi. Pada kondisi seperti ini, pencegahan merupakan hal yang terbaik. Selain tidak merasakan sakit, seseorang pun tidak perlu mengeluarkan uang dalam jumlah banyak untuk mengobati sakit giginya.
Kerusakan gigi, kata drg Risqa Rina Darwita PhD dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, bisa dicegah. Ada lima tahap yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi atau kerusakan gigi yang lebih parah.
Pertama, promosi kesehatan mencakup kesehatan gigi di rumah seperti menggosok gigi dan berkumur. Kedua, perlindungan spesifik agar gigi tidak mudah sakit, misalnya gigi diberi lapisan bahan yang mengandung flouride. Tindakan ini dilakukan dokter gigi. Ketiga, diagnosis dini dan terapi sesegera mungkin. Keempat, membatasi kecacatan. Kelima, rehabilitasi.Menggosok gigi merupakan hal yang paling penting. Kemudian, berkumur. Di negara maju, seperti Jepang, orang selalu mengantongi sikat gigi ke mana pun pergi. Ini menunjukkan masyarakat di negara itu sangat mementingkan kesehatan gigi.
Bila hendak memakai pasta gigi, dianjurkan yang mengandung flouride. Tetapi tidak berarti setiap menggosok gigi memakai pasta gigi. Pasalnya, pasta gigi juga mengandung deterjen (seperti bahan untuk pemutih gigi). Zat pemutih ini akan membuat email gigi menipis, yang ditandai dengan rasa ngilu pada gigi. Email gigi yang menipis berdampak pada dentin dan akhirnya pada saraf (kerusakan gigi).
"Kalau sering gosok gigi, cukup dengan sikat saja. Tidak perlu pakai pasta gigi. Dianjurkan menggosok gigi dengan pasta gigi tiga kali sehari. Kalau keseringan gosok gigi pakai pasta gigi tidak bagus. Gigi memang putih, tetapi email abrasi. Minimal gosok gigi dua kali sehari," ujar Risqa. Dituturkan, flouride bermanfaat membuat gigi semakin keras. Zat ini berikatan dengan zat kimia yang ada pada email gigi dan bisa bertahan berkisar 10 tahun sampai 15 tahun.
Dengan flouride, gigi semakin lebih tahan terhadap zat yang bisa merusak gigi. Risqa menuturkan, di luar negeri, ketika gigi seorang anak berjumlah 20 pemberian lapisan fluoride ini sudah dilakukan. Tetapi di negara berkembang, hal ini baru dilakukan ketika anak berusia enam tahun. Padahal, ketika itu gigi geraham tetap pertama sudah tumbuh. Namun, orangtua menganggap gigi si anak masih gigi susu. "Anak-anak yang biasa makan cokelat, biasanya gigi geraham tetap pertama hilang karena dicabut,"tandasnya.
Obat Kumur Antiseptik
Berkumur merupakan upaya melepaskan makanan yang menempel di sela-sela gigi. Berkumur dengan air putih merupakan cara yang paling murah. Kalau ingin berkumur dengan antiseptik, kata Risqa, bisa dengan air garam atau daun sirih. Antiseptik bermanfaat bagi yang sariawan dan orang yang bermasalah dengan bau mulut. Pemakaian antiseptik ini hendaknya sesuai dengan aturan. Ada jangka waktu pemakaian obat kumur antiseptik, misalnya enam sampai sembilan jam.
Berkumur usai makan sangat dianjurkan, tetapi tidak harus selalu dengan obat kumur antiseptik. Pasalnya, bila sering memakai antiseptik maka semua kuman akan mati. Justru yang tumbuh jamur. Bila berkumur tidak mempan menghilangkan makanan yang terselip di sela-sela gigi, bisa dilakukan dengan pemakaian tusuk gigi, gosok gigi ataupun benang gigi (dental floss). Jika kesulitan memperoleh benang gigi, menurut Risqa bisa memanfaatkan benang jahit.
Menggosok gigi dan berkumur menjadi hal penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Karena, penyebab masalah kesehatan itu adalah plak.
Selain plak, kerusakan gigi juga disebabkan alkohol, merokok dan ketidakseimbangan hormon. Tetapi yang umum adalah plak. Kalau plak didiamkan saja (tidak sikat gigi) maka semakin menumpuk dan semakin keras karena mengandung berbagai macam zat, misal Kalsium, Posfor, Magnesium. Zat-zat ini berasal dari bakteri dan saling bereaksi sehingga mengeras dan menjadi karang gigi.
Karang gigi, papar Risqa, bisa menyebabkan resesi gusi (posisi gigi menurun). Ini bisa diperbaiki dengan operasi atau penarikan. Selain resesi gusi, plak bisa juga membuat gigi berlubang dan gangguan pada gusi, khususnya pada gigi bungsu yang sulit dibersihkan dengan tuntas. Tak kalah penting adalah kepedulian orangtua membersihkan gigi anaknya. Terutama pada anak yang minum susu dari botol (memakai dot). Hal ini berpotensi menimbulkan plak yang berdampak pada rampan karies (gigi berlubang secara bersamaan dan keseluruhan). Ditambahkan, pemeriksaan gigi juga perlu dilakukan setidaknya sekali enam bulan. Karena, proses suatu gigi berlubang memakan waktu enam bulan.
Sumber : suarapembaruan.com
Labels: GIGI
Posted by WILNIEZ ::
6:05 AM ::
0 Comments:

Post / Read Comments
---------------oOo---------------
PASTA GIGI
MULUT dan gigi mutlak bersih dan segar.Selain menjadikannya sehat dan kuat, penampilan pun semakin pede.
Menggosok gigi teratur merupakan kebiasaan yang harus dijalani untuk menjaga kebersihan gigi. Para dokter gigi menyarankan melakukannya minimal dua kali sehari, sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Salah satu syarat gosok gigi efektif, tentu dengan menggunakan pasta gigi. Namun, tidak sembarang pasta gigi dapat dipakai.
Di pasaran banyak ditemukan pasta gigi beragam merek, mulai produksi dalam negeri maupun impor. Ternyata, sebagian besar merek pasta gigi yang ada menggunakan deterjen dalam formula mereka. Kandungan deterjen inilah yang menghasilkan efek banyak busa.
Beberapa hasil penelitian yang dilakukan para ahli menemukan, pemakaian deterjen lebih banyak memiliki efek negatif. Penelitian yang dilakukan Bente Brokstad Herlofson dan Barkvoll dari Department of Oral Surgery and Oral Medicine, Dental Faculty, University of Oslo, Norwegia, membandingkan efek penggunaan pasta gigi dengan deterjen dan bebas deterjen. Tujuan penelitian klinis tersebut untuk meneliti efek dari jenis pasta gigi yang menggunakan deterjen dengan kandungan sodium lauryl sulfate( SLS) dan cocoamidopropylbetaine (CAPB) dibandingkan dengan pasta gigi bebas deterjen pada 30 pasien yang mengalami recurrent aphthous mouth ulcers(RAU) atau luka seperti bisul yang terus-menerus.
Penelitian tersebut selama enam minggu. Pada periode tersebut, pasien diminta untuk menggosok gigi dua kali sehari dengan dua jenis pasta gigi berbeda. Dari hasil penelitian tersebut dapat dinilai lokasi dan jumlah dari luka bisul yang terlihat. Frekuensi yang lebih tinggi secara signifikan dari penampakan luka pada mulut ditunjukkan ketika pasien menggosok gigi dengan pasta gigi yang mengandung sodium sulfate lauryl sulfate (SLS), dibandingkan dengan pasta gigi yang mengandung cocoamidopropyl betaine (CAPB) atau pasta gigi bebas deterjen.Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa efek dari SDS yang membuat lapisan musin dalam mulut tidak berfungsi secara alami yaitu dengan membuka lapisan dasar epitelium, ternyata memengaruhi timbulnya peningkatan RAU.
"Pasta gigi yang bebas kandungan SLS bisa direkomendasikan dengan pasien yang mengalami luka bisul di mulut secara terusmenerus," kata Herlofson. Penelitian lainnya mengenai efek dari SLS dilakukan oleh Chahine L, Sempson N, dan Wagoner C dalam laporan bertajuk "The effect of sodium lauryl sulfate on recurrent aphthous ulcers: a clinical study". Berkurangnya angka dari kemunculan RAU secara statistik diobservasi selama 2 bulan. Mereka mengamati penggunaan pasta gigi yang bebas SLS dan pasta gigi dengan kandungan SLS."Hasil penelitian ini mendukung penelitian independen sebelumnya yang menyarankan penggunaan pasta gigi tanpa SLS untuk orang-orang yang mengalami RAU," tegas Chachine dalam laporannya. Drg MD Vela Momang dari PT Enzym Bioteknologi Internusa mengungkapkan, sebenarnya penggunaan deterjen pada pasta gigi dimulai ketika penggunaan batu apung dan fluoride sebagai bahan pasta gigi tidak saling mengikat. "Salah satu versi menyebutkan, awalnya menyikat gigi dimulai dari para bangsawan Mesir dengan menggunakan sejenis rumput-rumputan," kata Vela. Penelitian tersebut kemudian berkembang dengan penggunaan serbuk batu apung.
Lalu pada saat Perang Dunia I di Prancis ditemukan masyarakat suatu desa yang giginya bagus. "Ternyata, air yang mereka gunakan mengandung fluor. Disatukanlah pemakaian serbuk batu apung dan fluor," papar Vela. Namun, kedua bahan tersebut ternyata tidak bisa berfungsi secara optimal. Kemudian, mulailah digunakan bahan deterjen dan fluoride. Fungsi deterjen untuk mengangkat lemak, sementara itu fungsi fluoride untuk memperkuat gigi. "Ternyata dari penggunaan deterjen, ada efek samping yaitu berupa perubahan indra perasa. Bisa dibuktikan, jika seseorang menggosok gigi dengan pasta gigi yang mengandung deterjen kemudian makan atau minum, rasanya akan berubah. Meskipun hanya sementara," sebutnya.
www.okezone.comLabels: GIGI
Posted by WILNIEZ ::
5:55 AM ::
0 Comments:

Post / Read Comments
---------------oOo---------------
GOSOK GIGI
Berhubung gigi gw lg ada masalah,..posting ttg gigi ah.
Ingin Gigi Bagus dan RapiINGIN menjadikan gigi rapi, bagus dan sehat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, pertama pada saat gigi susu (di saat usia anak enam bulan sampai lima tahun). Orangtua harus memperhatikan pertumbuhan gigi tetap pada saat pergantian gigi.
“Kalau perlu gigi goyah harus dicabut,” .Untuk gigi yang sehat faktor utama adalah cara penyikatan yang baik dan benar. Cara penyikatan yang baik dan benar dan waktu yang tepat, adalah faktor terbesar dalam terpeliharanya gigi.
Waktu yang tepat menggosok gigi, sebaiknya sesudah makan. Pendapat SalahDalam menggosok gigi, pada umumnya orang berpendapat makin keras menggosok gigi makin baik. Pendapat itu salah. Banyak pasien gigi yang datang berobat dengan keluhan resesi gusi yang berbahaya karena enamel gigi yang terkikis.
“Selidik punya selidik ternyata umumnya pria menggosok giginya terlalu keras,” Selain itu lamanya menggosok gigi juga penting. Menggosok gigi yang baik itu sekitar dua atau tiga menit. Itu kedengarannya mudah, tetapi dalam prakteknya kebanyakan orang hanya gosok gigi sekitar 30 detik atau satu menit. Kalau sudah biasa menggosok gigi dua atau tiga menit, beberapa hal harus diperhatikan dalam menggosok gigi tersebut.Daerah yang paling peka terhadap kerusakan gigi terletak antara ujung gigi dan gusi, di sinilah tempat plak yang awalnya lunak, lama kelaman akan mengeras.Karena itu arahkan sikat membentuk sudut 45 drajat terhadap gigi, lalu dengan lembut gosoklah tiap daerah mulut, gosoklah secara horisontal atau vertikal. Namun yang penting menggosoknya dengan seksama di seluruh bagian gigi.Sebagai tambahan sikat juga lidah sekali sehari. Sisi pipi dari geraham dan daerah gigi belakang merupakan tempat yang paling sering terlewatkan dari gosokan sikat. Sebab daerah ini memang terhalang gigi atau terlampau sulit untuk dijangkau. Padahal justru tempat tempat sulit terjangkau tempat menumpuknya sisa-sisa makanan. Begitu juga tetang sikat gigi, carilah sikat gigi yang terasa nyaman dan memudahkan kita menjangkau sisi terdalam dari mulut. Gunakan sikat gigi yang berbulu lunak.
“Jangan lupa ganti gosok gigi setiap tiga bulan sekali begitu bulunya mulai mekar.”Selain itu pakailah dental flos sekali sehari sebelum tidur. Dental flos atau benang pembersih gigi, bila digunakan dengan lembut dapat membuang makanan yang tersisa dan menghilangkan koloni bakteri sebelum membentuk plak. (fil)
Tips Bersihkan GigiBERSIHKAN sisi-sisi gigi selama mungkin, lanjutkan hingga melewati garis gusi.
Jika menggunakan benang gigi, jangan sampai menyakitkan gigi dan gusi.
Kalau ingin lebih terawat, pakailah benang gigi yang mengandung fluoride.
Fluoride, dapat memperlambat aktifnya bakteri. Fluoride dapat menjadikan struktur gigi lebih kuat dan menahan berlubangnya gigi.
Sekarang hampir seluruh pasta gigi sudah mengandung fluoride.
Hati-hati terlalu banyak mengunakan fluoride, juga tidak baik, karena dapat menimbulkan fluorosis, atau penyakit enamel gigi.Dengan gejala ringan, noda-noda putih pada gigi. Gejala berat, bercak-becak coklat.
Bila itu sudah dilakukan gigi akan menjadi sempurna.
bagaimana pun baiknya perawatan seorang dokter gigi, tanpa perhatian dari pasien di rumah semuanya akan sia-sia. Selain itu usahakan enam bulan sekali mengunjungi dokter gigi. “Setiap kali berkunjung mintalah agar gigi dibersihkan dari tartar. Setelah itu anda dapat tersenyum bebas,”Labels: GIGI
Posted by WILNIEZ ::
5:35 AM ::
0 Comments:

Post / Read Comments
---------------oOo---------------